MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
KEBUDAYAAN
MASYARAKAT KAMPUS
![]() |
DI
SUSUN OLEH :
KELOMPOK
7
1.
ASIA
ASTUTI (12222013)
2.
DWI
ERVI AGUSTINA (12222029)
3.
FITRI
ASTRIAWATI (12222038)
DOSEN
PEMBIMBING
ENDANG
JURUSAN
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dikenal
sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya. Makhluk sosial artinya bahwa kita
tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan manusia lain. sebagai makhluk budaya
menandakan bahwa manusia memiliki akal budi yang membedakan dengan makhluk
hidup lain dibumi ini.
Masyarakat
dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, tetapi dapat juga menuju
ke arah kemunduran. Terkadang perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung
dengan cepat, sehingga membingungkan dan menimbulkan ”kejutan budaya” bagi masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai
aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian,
sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi atau keyakinan.
Selain di masyarakat
luas, masyarakat kampus juga merupakan manusia berbudaya, bahkan sangat
beragam, karena masyarakat kampus terdiri dari mahasiswa yang notabennya
individu yang berpendidikan tinggi, sehingga banyak menimbulkan efek-efek
kebudayaan, sosial, dan peradaban. Karena mahasiswalah yang sangat aktif
mengisi kegiatan seperti organisasi-organisasi dan berbagai kegiatan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah masyarakat kampus berkaitan
dengan wujud kebudayaan ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau
makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai
makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan
masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam
berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat
dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada
diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan
orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak
hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin
bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan
tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a.
Manusia tunduk pada
aturan, norma sosial.
b.
Perilaku manusia
mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c.
Manusia memiliki
kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d.
Potensi manusia akan
berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia
B. Manusia sebagai Makhluk yang Berbudaya
Manusia disebut sebagai
makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan
akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup
manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia
yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Budaya adalah suatu pola dari asumsi-asumsi dasar
(keyakinan dan harapan) yang ditemukan ataupun dikembangkan oleh
suatu kelompok tertentu dari organisasi, dan kemudian menjadi acuan dalam
mengatasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan adaptasi keluar dan
integrasi internal, dan karena dalam kurun waktu tertentu telah berjalan
atau bekerja dengan baik, maka dipandang sah, akhirnya kebudayaan dibakukan
bahwa setiap anggota organisasi harus menerimanya sebagai cara yang tepat
dalam pendekatan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi.
Sedangkan kebudayaan yaitu sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Kata budaya atau kebudayaan itu sendiri
berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia.
Pengaruh manusia dan kebudayaannya dalam sosiologi
manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu
kesatuan.
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan
berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan
memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan
menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat
mengetahui, mengapa di sebuah lingkungan tertentu akan berbeda kebiasaanya
dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
C. Ruang Lingkup Sosial Budaya
Sosial dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan
berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem hidup bersama dalam masyarakat.
Budaya atau kebudayaan adalah cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya
dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Jadi, sosial budaya adalah sekelompok
masyarakat yang bekerja bersama-sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
hidup dalam bermasyarakat.
Dalam sosial budaya juga dikenal sistem sosial budaya,
artinya keseluruhan dari unsur-unsur tata nilai, tata sosial, dan tata laku
manusia yang saling berkaitan dan bekerja sama saling mendukung untuk mencapai
tujuan hidup bermasyarakat.
Manusia adalah orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan merupakan
dwitunggal. Tak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan juga sebaliknya.
Sosial budaya merupakan bagian dari kehidupan kita
sebagai anggota masyarakat. Sebagai makhluk sosial maka kita menjadi bagian
dalam sebuah sistem kemasyarakatan yang mencakup bidang politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta hukum.
Saat kita hidup bermasyarakat maka akan menghasilkan
sebuah kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan
tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Dalam sebuah kebudayaan
dikenal dengan nama unsur-unsur kebudayaan, sebagai berikut:
a.
Peralatan dan
perlengkapan hidup manusia
b.
Mata pencarian
c.
Bahasa
d.
Kesenian
e.
Sistem pengetahuan
f.
Religi
D. Unsur-Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada
tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan.
Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1.
Kesenian
2.
Sistem teknologi dan peralatan
3.
Sistem organisasi masyarakat
4.
Bahasa
5.
Sistem mata pencaharian hidup dan sistem
ekonomi
6.
Sistem pengetahuan
7.
Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya
asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya luar memang
sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja
anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk
mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya
bukan hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan
kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan
mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan
soal 7 unsur budaya universal yaitu :
1. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia
juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga
lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2. Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu
menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
3. Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran
manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun
tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga
timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah
kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar
sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti
bahasa Inggris.
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu
menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6. Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap
manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan
mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang
lain juga mengerti.
7. Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang
Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha
Kuasa.
E. Wujud Kebudayaan
Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas/
prilaku, dan kebudayaan fisik.
1. Ide dan Gagasan
Wujud ideal kebudayaan
adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak
dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat
tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para
penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (prilaku)
Aktivitas adalah wujud
kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial
ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
3. Kebudayaan fisik (material culture)
berupa
hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan.Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan
yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai
contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan
(aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
F. Permasalahan Masyarakat Kampus Berkaitan dengan Wujud
Kebudayaan.
Masyarakat kampus dinilai sebagai
masyarakat yang memiliki peradaban tinggi, sistem sosial yang tinggi, serta
pemikiran yang cemerlang, selain itu mereka merupakan penggerak demokrasi yang
memiliki kebudayaan tersendiri, serta terdapat permasalahan didalamnya.
1.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar